Presiden Donald Trump pada hari Kamis (01/Agustus) menyatakan bahwa dirinya akan menaikkan kembali tarif sebesar 10 persen atas barang-barang impor China senilai 300 miliar Dolar. Keputusan yang berlaku mulai 1 September mendatang ini diambil, karena Trump menilai bahwa pembicaraan dagang di Shanghai beberapa hari lalu gagal membawa kemajuan besar.
Kenaikan tarif 10 persen kali ini menyasar barang-barang impor China yang sebelumnya "tidak terkena tarif tambahan". Artinya, saat ini hampir seluruh barang China yang memasuki pasar AS dikenakan tambahan tarif yang lebih tinggi.
Tarif Bisa Naik Lebih Dari 25 Persen
Trump yang berbicara di hadapan wartawan kemarin mengatakan bahwa ia bisa menaikkan tarif barang China melampaui 25 persen, tergantung pada kemajuan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping di bulan-bulan mendatang. "Saya pikir Presiden Xi... ingin membuat kesepakatan, tapi terus terang ia tidak cukup cepat," kata Trump.
Ketika ditanya mengenai dampak kenaikan tarif terhadap pasar keuangan, Trump kembali mengatakan kepada wartawan, "Saya sama sekali tidak khawatir tentang hal itu."
"Pembicaraan dagang dengan China akan terus berlanjut dan selama proses negosiasi berlangsung, AS akan mulai menaikkan tarif sebesar 10 persen atas barang-barang China senilai 300 miliar Dolar yang memasuki negara kami pada 1 September. Ini belum termasuk tarif 25 persen untuk barang senilai 200 miliar Dolar yang terlebih dulu sudah dinaikkan," lanjut Trump.
USD/JPY Anjlok
Langkah berani Trump mengirim gelombang kejutan pada pasar finansial global ini pun memukul minat risiko, sehingga mata uang safe haven menjadi yang paling diuntungkan saat ini. Mata uang komoditas seperti AUD melemah tajam, sementara safe haven Yen menjadi mata uang yang menguat pesat.
Pada saat berita ini ditulis, pair USD/JPY berada di level 107.40, setelah anjlok 1.39 persen pada perdagangan hari Kamis kemarin. Kemerosotan itu menandai penurunan harian terbesar sejak awal tahun 2019.