EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 3 jam lalu, #Saham AS

Yield Obligasi Reli, Dolar Terus Meniti Rentang Tertinggi

Penulis

Data inflasi AS yang fantastis telah mengokohkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed, sehingga yield obligasi dan kurs dolar AS kompak menanjak.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) terus beredar pada rentang tertinggi sejak Juli 2020 di atas ambang 95.00 dalam perdagangan awal sesi Eropa hari Jumat ini (12/November). Data inflasi AS yang fantastis telah mengokohkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed pada tahun 2022, sehingga yield obligasi dan kurs dolar AS kompak menanjak.

DXY Daily

Pelaku pasar saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed pertama pasca-pandemi akan terlaksana pada Juli 2022, kemudian disusul dengan kenaikan kedua pada November. Data CME mengindikasikan peluang 50% untuk kenaikan pada periode-periode tersebut, meningkat jika dibandingkan dengan peluang 30% sebulan yang lalu.

Konsekuensinya, yield obligasi US Treasury bertenor pendek terakselerasi. Yield untuk obligasi bertenor 5 tahun bahkan telah mencapai rekor tertinggi sejak Februari 2020. Faktor tersebut suportif bagi reli greenback saat ini, sekaligus mendukung kenaikan lebih lanjut selama ekspektasi "Fed rate hike" tetap mendominasi pasar.

"Kami tak berpikir bahwa ini adalah akhir dari pergerakan (reli bullish USD -red) dan (kami) memperkirakan dolar AS akan tetap kuat sampai paruh pertama 2022, karena kita akan memasuki paruh pertama 2022 seiring dengan berakhirnya tapering The Fed dan (ekspektasi) kenaikan suku bunga setelahnya akan mendukung dolar dalam periode ini," papar pakar strategi dari Mizuho Securities yang dikutip oleh Reuters.

Penguatan kurs dolar AS juga meningkatkan volatilitas pasar mata uang, karena para trader berbondong-bondong membeli options untuk memproteksi posisi trading mereka dari reli USD lebih lanjut. Indeks volatilitas mata uang baru-baru ini menyentuh rekor tertinggi 6 bulan.

Faktor lain yang memengaruhi penguatan kurs dolar AS saat ini adalah longgarnya outlook kebijakan bank-bank sentral di luar negeri Paman Sam. Data-data ekonomi Eropa belakangan ini menjamin ECB akan mempertahankan suku bunga rendah sesuai dengan komitmen lamanya, sehingga Single Currency amblas versus Greenback. Sedangkan Cable terbebani oleh penundaan kenaikan suku bunga BoE, kebangkitan isu sengketa Inggris-Uni Eropa, dan risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi setelah berakhirnya subsidi pandemi dari pemerintah.

Download Seputarforex App

296775
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.