Seputarforex - Harga minyak melemah terbatas pada perdagangan awal pekan (24/Juli) karena antisipasi menjelang pengumuman suku bunga ECB dan The Fed. Pada saat berita ditulis, minyak Brent melemah 0.1 persen pada kisaran $80.60 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) turun pada kisaran $76.64 per barel.
Pergerakan minyak saat ini merupakan koreksi dari peningkatan sebesar 1.5 persen dan 2.2 persen pada minggu lalu. Kenaikan suku bunga ECB dan The Fed pada rapat bank sentral minggu ini sudah diantisipasi, sehingga investor sekarang lebih memperhatikan pernyataan resmi Christine Lagarde dan Jerome Powell terkait ekspektasi rate hike lanjutan.
Perlu diketahui, prospek kenaikan suku bunga The Fed sangat berpengaruh terhadap arah pergerakan harga minyak. Suku bunga tinggi akan mendorong penguatan Dolar AS yang berpotensi menekan permintaan dan membuat harga minyak melemah.
Untuk saat ini, investor cenderung mencari aman dengan melikuidasi posisi Long pada kontrak minyak. Kendati demikian, harga minyak Brent diperkirakan tetap stabil di kisaran $80 per barel pada akhir tahun karena mendapat dukungan dari penyesuaian kebijakan produksi OPEC.
"Sementara kenaikan suku bunga The Fed minggu ini dapat meningkatkan volatilitas harga, kami juga memperkirakan pengetatan pasokan yang disebabkan oleh pengurangan output OPEC dan meningkatnya spekulasi pasar terhadap stimulus China akan menopang harga minyak. Dengan sejumlah faktor ini, maka harga minyak diperkirakan akan menguat lebih lanjut selama kuartal III/2023," kata analis National Australian Bank (NAB) dalam sebuah catatan.
Sebagai catatan, meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa Timur juga ikut menopang reli minyak dalam beberapa hari terakhir. Rusia diketahui menarik diri dari perjanjian safe sea corridor agreement yang sebelumnya diprakarsai oleh PBB. Serangan Moscow terhadap gudang penyimpanan gandum Ukraina pada minggu lalu memantik kenaikan harga komoditas biji-bijian yang juga berimbas pada kenaikan harga minyak.