EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 152.200   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.664   |   Gold 2,296.22/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 17 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 17 jam lalu, #Saham AS

Apakah Powell The Fed Itu Hawkish Atau Dovish?

Penulis

Jerome Powell, ketua The Fed baru, akan menyampaikan testimoni besok. Apakah ia akan memberikan pendapat hawkish atau dovish?

Seputarforex.com - Jerome Powell telah dipilih oleh Presiden Donald Trump untuk menjadi pimpinan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) mulai awal tahun 2018 ini, menggantikan Janet Yellen yang usai masa jabatannya. Sehubungan dengan itu, banyak pihak bertanya-tanya mengenai bagaimana pandangannya mengenai kebijakan moneter, dan bagaimana kira-kira pengaruhnya untuk Dolar AS?

Jerome Powell dan Donald Trump

 

Sosok Centrist

Bagi pelaku pasar finansial yang memerhatikan berita-berita fundamental, tentu sudah tidak asing dengan nama Jerome Powell. Sebelum menjadi Ketua The Fed, ia telah menjabat sebagai salah satu anggota Dewan Gubernur Federal Reserve sejak 25 Mei 2012 berkat nominasi Presiden AS saat itu, Barack Obama. Ia juga termasuk salah satu pengambil kebijakan yang ikut meng-ACC penghentian stimulus moneter masif bersama Janet Yellen, serta menyetujui kenaikan suku bunga AS pada akhir tahun 2017 lalu.

Sebuah survey atas 30 ekonom yang diadakan setahun lampau, disimpulkan bahwa lulusan Princeton University dan Georgetown University ini lebih condong untuk tidak menaikkan suku bunga (dovish) ketimbang para pejabat The Fed lainnya. Akan tetapi, setelah mengevaluasi opini-opini Jerome Powell sebelumnya, analisa Bloomberg Intelligence menganggapnya sebagai sosok centrist, tidak jauh berbeda dari mayoritas anggota The Fed. Maksudnya, ia bisa mendukung maupun menolak kenaikan suku bunga.

Sebagaimana Yellen, ia diekspektasikan memutuskan kebijakan secara objektif berdasarkan data-data ekonomi. Meski begitu, bukan berarti Powell tidak mungkin membuat kejutan. Oleh karena itu, pelaku pasar akan memantau dengan cermat sesi tanya-jawab dalam testimoni hari keduanya di hadapan Kongres pada hari Rabu besok, 28 Februari, sekitar pukul 22:00 WIB.

 

Kemungkinan Kejutan

Pandangan konsensus analis memperkirakan Jerome Powell akan kembali menekankan perubahan kebijakan bertahap yang dahulu berulang kali ditegaskan oleh Janet Yellen, serta hanya memberi sedikit petunjuk bagi pasar. Selain itu, ia juga kemungkinan menyebut soal pertumbuhan ekonomi dan defisit anggaran AS, serta pendapatnya mengenai laju inflasi AS saat ini.

Berdasarkan draft pernyataan yang sudah beredar, agaknya ada kekhawatiran mengenai laju inflasi yang terus menerus berada jauh di bawah target 2 persen. Namun, ada pula kemungkinan kejutan lainnya.

Kathy Lien, pakar analisa fundamental dari BK Asset Management, menuturkan bahwa Jerome Powell bisa menghebohkan pasar apabila ia mendadak merujuk jumlah kenaikan suku bunga tertentu tahun ini, misalnya tiga atau empat kali. Bilamana hal itu terjadi, maka ada peluang bagi Dolar AS untuk rebound. Namun, jika ia tak memberikan kejelasan tertentu, maka investor boleh jadi menganggapnya sebagai "lampu hijau" bagi ekuitas dan mata uang berisiko.

282592
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.