EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,304.39/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,125.66   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 4 jam lalu, #Saham AS

Bostic The Fed: Virus Corona Tak Akan Ubah Outlook Suku Bunga

Penulis

Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengisyaratkan jika outlook terkait suku bunga masih belum berubah di tengah ancaman wabah Virus Corona.

Seputarforex.com - Pada hari Senin (03/Februari) sore waktu AS, Raphael Bostic menyampaikan pandangannya terhadap outlook perekonomian di sela-sela konferensi Global Interdependence Center di San Diego. Pernyataan Presiden The Fed Atlanta sekaligus salah satu anggota FOMC tersebut cukup optimis dan cenderung mengabaikan dampak wabah virus Corona yang mengegerkan dunia dalam beberapa waktu terakhir.

Petinggi The Fed: Wabah Virus Corona

"Kami telah melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga tahun lalu dan kondisi perekonomian saat ini sedang berada di jalur positif. Kita harus menunggu dan melihat lebih jauh (dampak dari 3x Rate Cut). Terdapat banyak rangsangan untuk ekonomi AS dan seharusnya perekonomian akan lebih tahan terhadap hal-hal semacam ini (virus Corona)," kata Bostic saat diwawancara.

Lebih jauh, Bostic mengatakan, "Apabila wabah virus Corona ini menjadi masalah global maka akan menjadi hal yang berbeda dengan apa yang kami pahami saat ini. Tetapi, mengingat pengalaman kami di masa lalu dengan hal-hal seperti ini, maka kami pikir tidak ada keharusan mengubah pandangan terkait suku bunga."

Bostic juga menegaskan bahwa inflasi yang stabil, lapangan kerja mendekati level maksimum, dan kondisi bisnis serta investasi yang cukup cerah merupakan sinyal bahwa saat ini ekonomi AS akan terus menguat.

Pernyataan tersebut seolah menjawab spekulasi pasar seputar kemungkinan Fed Rate Cut pada bulan Juni mendatang. Alasannya, wabah Virus Corona cepat atau lambat juga akan berdampak terhadap perekonomian AS, meskipun belum diketahui seberapa besar dampaknya.

 

Wabah Virus Corona Semakin Mengkhawatirkan

Sementara itu, data terbaru dari Otoritas China menunjukkan bahwa jumlah korban tewas akibat virus Corona hingga hari Senin sudah mencapai 414 orang. Sejumlah kasus baru juga dilaporkan telah menyebar di kawasan selain kota Wuhan.

Kabar ini tentu saja semakin menambah kepanikan pasar, terutama setelah terjadinya aksi sell-off di pasar saham China pada awal pekan kemarin. Bahkan, Pemerintah China sendiri dilaporkan meminta kepada pelaku pasar agar tetap tenang dalam menyikapi wabah virus Corona.

Kabar lain menunjukkan bahwa pemerintah China yang sebelumnya menolak bantuan AS, kini mulai mempersilakan ahli-ahli kesehatan asal Negeri Paman Sam untuk masuk ke negaranya dan membantu mengatasi wabah. Langkah ini diambil sebagai bagian dari kepatuhan China terhadap WHO. Sebelumnya, organisasi kesehatan dunia tersebut telah berulang kali mendesak Beijing untuk mencegah penyebaran virus Corona lebih luas.

291873
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.