EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,324.06/oz   |   Silver 27.64/oz   |   Wall Street 38,852.27   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   NFP yang lebih lemah dan sikap dovish Powell dapat merevitalisasi penjual dolar As, 15 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF melayang di sekitar level 0.9050 jelang pernyataan ketua SNB Jordan, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD belum berhasil melewati rintangan utama di sekitar level 1.2550, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD tetap bertahan di bawah level 1.3700, fokus pada pidato the Fed, data IMP Kanada, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 22 jam lalu, #Saham AS

Deflasi: Zona Euro Akan Bernasib Sama Dengan Jepang Pada Tahun 1998

Penulis

Draghi berisiko mengulangi kesalahan yang sama dari Bank Sentral Jepang, yaitu dengan mengesampingkan ancaman deflasi dan menggencarkan program pelonggaran kuantitatif.

Sebuah catatan sejarah dari Presiden Bank Sentral Jepang yang pernah dilaporkan pada bulan Januari 1998, berbunyi,"Saat ini, belum ada alasan bagi kami untuk mengekspektasikan bahwa harga-harga barang akan merosot drastis serta untuk mengerahkan kebijakan tekanan deflasi dalam ekonomi secara keseluruhan." demikian yang dinyatakan oleh Presiden BOJ saat itu, Yasuo Matshusita.

eurozone_deflation
Namun, kenyataannya ironis. Enam bulan sejak Mashusita menyuarakan hal tersebut, harga-harga barang di Jepang justru jatuh drastis dan menandai awal era deflasi di Negara Matahari Terbit sejak tahun 1998.

Apa yang diungkapkan oleh Mashusita nampaknya diulangi secara jelas oleh Mario Draghi, Presiden ECB. Menurut para ekonom dari Barclays Plc, Morgan Stanley, dan JPMorgan, Presiden ECB Mario Draghi berisiko mengulangi kesalahan yang sama dari Bank Sentral Jepang, yaitu dengan mengesampingkan ancaman deflasi dan jusru menggencarkan program pelonggaran kuantitatif.

Menurut Bloomberg, kesamaan antara kondisi ekonomi Jepang pada tahun 1990 dengan kondisi Eropa saat ini adalah sebagai berikut:
1. Lemahnya ekspansi ekonomi setelah serangkaian keputusan mengejutkan
2. Keengganan bank untuk memberikan pinjaman
3. Meningkatnya nilai tukar mata uang
4. Kebijakan moneter yang masih terus diperdebatkan

Joachim Fels, Kepala ekonom internasional di Morgan Stanley London mengatakan,"Risiko 'Japanifikasi' terhadap Zona Euro sangatlah tinggi dan cenderung terus meningkat." Fels memperkirakan Zona Euro akan megalami kemerosotan harga hingga 35 persen. Fels menambahkan bahwa pada tahun 1998, Jepang juga tidak menyadari sinyal-sinyal deflasi, sama seperti sikap ECB saat ini.

BOJ yang saat itu terlalu cepat berpuas diri akhinya melukai perekonomiannya sendiri, bahkan sempat tertinggal oleh perkonomian Cina karena perusahaan-perusahaan akhirnya mengambil langkah untuk mem-PHK karyawannya untuk mengantisipasi harga barang yang diproduksinya akan menjadi semakin murah. Demikian pula para konsumen, mereka cenderung untuk menahan uang yang mereka miliki dengan harapan bahwa harga akan turun lagi.

163656
Penulis

SFN merupakan hasil kerjasama beberapa personel tim Seputarforex untuk mengulas berita-berita terkini di bidang forex maupun saham.