EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,105.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 5 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Mulai Bangkit Berkat Pemulihan Di Pasar Saham

Penulis

Kembalinya Risk Appetite di pasar saham membantu Dolar AS menguat terhadap mata uang safe haven. Meredupnya ketegangan AS-China juga ikut meredam penurunan Dolar.

Dolar AS berusaha mempertahankan kenaikan di hari Kamis (27/12) pagi, setelah kemarin malam menguat cukup signifikan hingga menyentuh level tertinggi sepekan terakhir di 97.11. Greenback terus tertekan dalam beberapa hari ke belakang, karena dipicu oleh aksi jual obligasi AS, outlook suram perekonomian 2019, dan masalah terkait Government Shutdown Negeri Paman Sam yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.

Saat berita ini di-update pada pukul 09:50 WIB, Indeks Dolar sudah sedikit menurun dan berada di kisaran 96.87.

Indeks Dolar - 27 Desember 2018

 

Rebound Wall Street Bantu Angkat Dolar AS

Meredupnya Risk Appetite dalam sepekan terakhir telah menumbangkan bursa saham global, dan mendorong kenaikan aset safe haven seperti Yen, Franc Swiss, maupun logam mulia Emas. Akan tetapi, data penjualan selama libur Natal di AS melonjak 5.1 persen (sebesar $850 miliar) dari tahun sebelumnya, dan mencatat kenaikan tahunan terbesar sejak 2012 lalu. Hal ini pun kembali menumbuhkan kepercayaan investor.

Lonjakan penjualan selama liburan itulah yang mendasari rebound bursa saham AS. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) meroket lebih dari 1,000 poin pada perdagangan hari Rabu kemarin (26/12), diikuti oleh indeks saham AS lainnya. Bisa dikatakan, Risk Appetite yang kembali bersinar sukses memulihkan pasar saham AS, dan inilah yang mengangkat pergerakan Dolar AS versus mata uang safe haven.

 

Meredupnya Ketegangan AS-China

Di tengah simpang siur masalah perang dagang AS-China, sentimen positif dengan cepat menyokong performa Dolar, setelah muncul kabar bahwa pihak AS akan melakukan perjalanan ke Beijing pada tanggal 7 Januari 2019. Mereka dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat China terkait penyelesaian perang dagang antara kedua negara.

Langkah AS untuk menyelesaikan masalah perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu meredakan kekhawatiran pasar, menyokong minat risiko, dan mendukung Yields Obligasi AS bertenor 10 tahun untuk naik 8 basis poin menjadi 2.8 persen.

"Risiko terkait perang dagang sedikit berkurang, sehingga sentimen risiko akan mendukung mata uang komoditas dan pasar negara berkembang. Jika Risk Appetite terus membaik, maka tidak tertutup kemungkinan Indeks Dow Jones akan berlanjut naik, sehingga akan mendorong Dolar bergerak lebih tinggi versus Yen maupun Franc Swiss," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Broker OANDA untuk kawasan Asia.

286776
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.