EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,099.60   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 4 jam lalu, #Saham AS

Dovish-nya Yellen Kontras Dengan Optimisme Pejabat Fed Lainnya

Penulis

Yellen berpidato di hadapan The Economic Club of New York malam tadi. Ia menyampaikan sentimen bernada dovish, bahwa perekonomian global dan ketidakpastian finansial memunculkan risiko bagi perekonomian AS dan menjadi penyebab lambannya kenaikan tingkat suku bunga,

Perekonomian global dan ketidakpastian finansial memunculkan risiko bagi perekonomian AS dan menjadi penyebab lambannya kenaikan tingkat suku bunga, demikian pernyataan dari Ketua Federal Reserve AS, Janet Yellen, dalam pidatonya Selasa (28/01) malam tadi. Pernyataan tersebut menunjukkan minimnya minat untuk menaikkan tingkat suku bunga AS bulan depan.

yellen

"Mengingat risiko dalam outlook (ekonomi AS), menurut saya akan lebih sesuai apabila komite (FOMC) memproses penyesuaian kebijakan dengan penuh kewaspadaan," kata Yellen malam kemarin di hadapan forum The Economic Club of New York. Meski demikian, Yellen tidak merinci kapan waktu pelaksanaan kenaikan tingkat suku bunga sehubungan dengan FOMC yang akan kembali berembuk pada tanggal 26-27 April mendatang.

Pada rapat FOMC terakhir, para pejabat The Fed tak mengubah tingkat suku bunganya. Mereka hanya membuat perubahan minor dengan prediksi positif pada perekonomian AS secara umum. Akan tetapi, proyeksi bank sentral AS tersebut terhadap poin persentase kenaikan suku bunga, berkurang drastis hingga setengah, dibandingkan dari apa yang mereka ekspektasikan pada Desember lalu.

Kuncinya, kata Yellen, adalah perekonomian global dan kekaburan finansial saat sudah lebih mengancam daripada sebelumnya, terbukti dari gejolak pasar pada pertengahan tahun lalu dan awal tahun ini. Kendati para pejabat The Fed memperkirakan kondisi perekonomian masih cukup tangguh, bahaya yang menghadang tidak bisa diabaikan.

"Hal-hal penting yang berubah antara Desember dan Maret, yang sekaligus mempengaruhi prospek dasar, sedikit lebih lemah dari proyeksi laju pertumbuhan global," kata Yellen. "Perkembangan global masih terus menghadapi risiko," tambahnya, serta menukil secara spesifik bahaya-bahaya yang dihadapi, seperti perlambatan ekonomi China dan runtuhnya harga minyak.

Kontras Dengan Pejabat Lain

Pidato yang disampaikan Yellen malam tadi ternyata kontras dengan pernyataan sejumlah pejabat The Fed yang juga berpidato di lain acara. Presiden The Fed untuk wilayah Atlanta, Dennis Lockhart, yang sering tampak seperti "penggembala" konsensus bank sentral AS tersebut, pekan lalu mengatakan bahwa momentum yang ada sudah cukup untuk menaikkan suku bunga pada April mendatang.

Begitupun dengan Presiden The Fed untuk wilayah San Fransisco, John Williams, dalam pidatonya di Singapura kemarin, justru menilai bahwa perekonomian AS dan global sedang berada dalam kondisi yang positif. "Saya tidak melihat adanya krisi global," kata Williams. Menurutnya, inflasi yang naik secara konsisten dapat dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan moneter.

Satu-satunya pejabat The Fed yang mengamini pidato Yellen adalah Robert Kaplan, yang berpidato di Texas kemarin. Kaplan mengatakan bahwa para pembuat kebijakan harus bersabar dan hati-hati dalam menentukan kebijakan moneter.

262287
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.