EUR/USD 1.073   |   USD/JPY 153.150   |   GBP/USD 1.254   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,304.39/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,125.66   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 4 jam lalu, #Saham AS

FOMC Tak Ubah Suku Bunga Fed, Lanjutkan Pembelian Obligasi

Penulis

Dalam rapat yang digelar tanggal 28-29 Januari 2020, FOMC selaku tim penyusun kebijakan tertinggi bank sentral AS, memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga Fed maupun arah kebijakan moneter ke depan.

Seputarforex.com - Pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) malam ini tidak menimbulkan kejutan besar di pasar keuangan. Sesuai ekspektasi, FOMC memutuskan untuk membiarkan suku bunga tetap pada kisaran 1.5-1.75 persen. Pesan-pesan yang disampaikan oleh tim penyusun kebijakan tertinggi dalam sistem bank sentral AS (Federal Reserve) tersebut juga tidak mengubah proyeksi pasar tentang absensi perubahan suku bunga tahun 2020.

Federal Reserve

"Komite menilai bahwa posisi kebijakan moneter saat ini sesuai untuk mendukung ekspansi aktivitas ekonomi kondisi secara berkelanjutan, kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi kembali ke target simetris 2 persen," demikian paparan salah satu bagian dalam pernyataan yang dirilis setelah rapat FOMC.

Lebih lanjut, "Komite akan terus memantau implikasi informasi yang akan datang untuk outlook ekonomi, termasuk perkembangan global dan lesunya tekanan inflasi, sembari mengevaluasi jalur yang tepat untuk target kisaran Federal Funds Rate."

Di sisi lain, Federal Reserve akan terus melanjutkan aksi pembelian obligasi pemerintah (US Treasury) hingga USD60 Miliar per bulan yang telah berlangsung sejak pertengahan Oktober tahun lalu. Dalam pidatonya, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kebijakan tersebut akan dipertahankan setidaknya hingga persediaan likuiditas melimpah, atau sekitar kuartal kedua tahun ini. Laju pembelian obligasi akan dikurangi secara bertahap setelah persediaan dalam sistem cukup memadai.

Federal Reserve telah menekankan bahwa aksi pembelian obligasi yang dilakukan via repo ini bukanlah Quantitative Easing, serta khusus ditujukan untuk menjaga stabilitas likuiditas dalam sistem keuangan. Akan tetapi, sejumlah pakar menilai pembelian obligasi tetaplah bermakna sama dengan QE, karena operasi pasar tersebut telah meningkatkan neraca Fed dari USD3.8 Triliun menjadi USD4.1 Triliun hingga saat ini.

291819
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.