Seputarforex.com - Hari ini (15/Januari), Presiden AS Donald Trump dan Wakil PM China Liu He dijadwalkan untuk menandatangani kesepakatakan Fase Satu di East Room, Gedung Putih. Isi kesepakatan tersebut sebagian besar bertujuan untuk meningkatkan pembelian barang-barang ekspor AS seperti produksi pabrikan, hasil pertanian, energi, dan jasa.
Namun demikian, AS akan tetap mengenakan tarif terhadap sebagian barang impor dari China, sampai kesepakatan tahap dua dapat dirampungkan. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan bahwa kesepakatan Fase Dua, dapat menggugurkan lebih banyak tarif impor terhadap barang-barang China apabila tercapai.
"Sama seperti kesepakatan (Fase Satu) ini yang mana ada pembatalan (tarif) tertentu, di fase kedua akan ada tambahan pembatalan lagi," kata Mnuchin dalam wawancaranya CNBC. "Yang menjadi pertanyaan adalah --dan seperti yang telah kita katakan sebelumnya-- Fase Dua bisa saja menjadi 2A, 2B, 2C. Kita lihat saja."
Menurut para analis, perkembangan kondisi perdagangan AS-China dan komentar Menkeu AS tersebut cukup berdampak pada pasar forex. Vassili Serebriakov dari UBS New York mengatakan, "Dalam hal dampak pada pasar, saya rasa hal ini memberikan pengaruh besar... pasar mulai memperhatikan seperti apa perkembangan babak kedua nanti."
Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang mayor jelang penandatanganan kesepakatan dagang Amerika Serikat-China. Di sesi perdagangan Rabu (15/Januari) malam ini, Indeks Dolar AS (DXY) tergelincir 0.18 persen ke 97.21. Sementara itu, EUR/USD melonjak 0.25 persen ke level tertinggi satu pekan di 1.1156.
PPI AS Naik Di Bawah Ekspektasi
Mata uang AS semakin tidak diuntungkan oleh data Inflasi Produsen (PPI) yang dilaporkan gagal mencapai ekspektasi dalam basis bulanan. Malam ini, PPI AS bulan Desember 2019 naik 0.1 persen, sedikit lebih tinggi dari angka periode sebelumnya yang 0.0 persen. Namun, hasil tersebut tidak mencapai ekspektasi kenaikan 0.2 persen. Kendati demikian, PPI AS dalam basis tahunan tumbuh 1.3 persen sesuai dengan ekspektasi.
