EUR/USD 1.077   |   USD/JPY 153.730   |   GBP/USD 1.258   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,319.90/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,675.68   |   Nasdaq 16,156.33   |   IDX 7,135.89   |   Bitcoin 64,031.13   |   Ethereum 3,137.25   |   Litecoin 81.38   |   NFP yang lebih lemah dan sikap dovish Powell dapat merevitalisasi penjual dolar As, 3 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF melayang di sekitar level 0.9050 jelang pernyataan ketua SNB Jordan, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD belum berhasil melewati rintangan utama di sekitar level 1.2550, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD tetap bertahan di bawah level 1.3700, fokus pada pidato the Fed, data IMP Kanada, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Edwin Soeryadjaya diam-diam kembali beli saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebesar 2.05 juta lembar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. (JTPE) mencatatkan pertumbuhan pesanan pembuatan E-KTP pada kuartal I/2024 hingga 13.5 juta unit, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Nusantara Gemilang Tbk. (CGAS) membukukan pendapatan sebesar Rp130.41 miliar pada kuartal I/2024, naik 34.95%, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.2% menjadi 5,162, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,019 pada pukul 19:18 ET (23:18 GMT). Dow Jones naik 0.2% menjadi 38,897, 10 jam lalu, #Saham AS

PMI Manufaktur China Dihantui Risiko Turunnya Permintaan

Penulis

Kendati masih berada di jalur ekspansi, sektor manufaktur China diperkirakan akan menghadapi tantangan yang lebih berat karena redupnya permintaan barang dari luar negeri.

Seputarforex.com - Pada hari Kamis (30/April), Biro Statistik China mempublikasikan data PMI Manufaktur bulan April 2020 yang berada di level 50.8, sedikit menurun dibandingkan angka pada periode sebelumnya yang 52.0. Rilis data Manufaktur tersebut juga berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 51.0. Sebagai catatan, pembacaan level di atas 50.0 mengindikasikan kondisi ekspansi, sedangkan kontraksi terkonfirmasi apabila Indeks berada di bawah level 50.0.

PMI Manufaktur China

Aktivitas manufaktur China sejatinya masih jauh lebih baik ketimbang kondisi pada bulan Februari lalu, saat Indeks PMI Manufaktur terperosok hingga menyentuh level 35.7. Rebound tajam kemudian terjadi pada bulan Maret setelah pembatasan lockdown mulai ditiadakan.

 

Manufaktur China Hadapi Tantangan Baru

Indeks manufaktur yang sedikit melunak pada bulan ini mencerminkan kekhawatiran akan tantangan baru, meski pemerintah China sudah membuka kembali perekonomian setelah lockdown diberlakukan di beberapa kota besar pada bulan Februari lalu. Tantangan tersebut hadir dalam bentuk potensi perlambatan permintaan dari luar negeri terhadap barang-barang China. Pasalnya, pandemi Corona yang hingga kini telah menyebar ke seluruh dunia, telah menghambat aktivitas ekonomi secara global. Menurut keterangan dari Biro Statistik China, sektor yang paling terdampak adalah tekstil dan pakaian jadi hingga sektor kimia.

Praktis, ekonomi global yang berada di jurang resesi akan menjadi hambatan baru bagi sektor manufaktur China untuk kembali pulih. Analis melihat bahwa terdapat kemungkinan Indeks Manufaktur China akan menghadapi rintangan pada bulan-bulan mendatang.

"Penyebaran pandemi COVID-19 yang berakselerasi sangat cepat di luar negeri telah membayangi perekonomian global yang berpotensi terkontraksi tajam," kata Biro Statistik China. Lembaga tersebut juga mengkonfirmasi bahwa perdagangan luar negeri China akan menghadapi tantangan yang lebih besar di waktu mendatang.

292807
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.