EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,150.93   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 11 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 13 menit lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 14 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 15 menit lalu, #Saham AS

Pound Naik, Abaikan Buruknya Data PMI Inggris

Penulis

Meskipun PMI Inggris jauh di bawah ekspektasi, tetapi Pound tetap menguat karena kondisi ini sudah jamak diperkirakan oleh para pelaku pasar.

Seputarforex.com - Poundsterling tetap naik meskipun data Flash PMI Inggris jauh di bawah estimasi. Aktivitas pasar keuangan Inggris rupanya sudah kebal terhadap penurunan data-data baru, mengingat penyebabnya sudah diketahui dengan jelas; yakni dampak pandemi Corona.

Pada sesi perdagangan Kamis (23/April) sore ini, GBP/USD naik 0.18 persen ke 1.2355, menjauhi level rendah yang tersentuh pada tanggal 21 April.

gu23a

 

Sektor Manufaktur Dan Jasa Sama-Sama Mengecewakan

PMI Manufaktur Inggris anjlok ke level rendah baru, yakni dari 32.9 ke 47.8. Data tersebut lebih rendah daripada ekspektasi penurunan ke 42.0. Di waktu yang sama, PMI Jasa Inggris juga merosot dalam basis bulanan, dari 34.5 menjadi 12.3. Angka tersebut bahkan tak sampai setengah dari ekspektasi penurunan ke level 28.0. Lockdown akibat virus Corona telah menggulung hampir semua komponen vital sektor jasa di Inggris seperti hotel, restoran, dan semua bisnis yang berhubungan langsung dengan konsumen.

pmi-jasaGrafik PMI Jasa Inggris

 

Seberapa Buruk Krisis Ekonomi Inggris?

Pada dasarnya, semua pihak telah menyadari bahwa penurunan data ekonomi dalam kondisi pandemi Corona tak dapat terelakkan lagi. Namun, besarnya kontraksi yang melanda Inggris sebagai negara dengan ekonomi terbesar kelima dunia mulai membangkitkan keraguan, apakah bantuan finansial dari pemerintah dapat menjangkau semua bisnis dalam waktu cepat atau tidak. Data ekonomi yang disajikan dinilai belum cukup memberikan pengukuran pasti mengenai seberapa dalam krisis ekonomi yang diderita Inggris.

"Survei tersebut jelas tidak memberikan sesuatu yang lebih daripada yang sudah kita ketahui saat ini," ungkap Bert Colijn, ekonom senior dari ING.

Colijn menambahkan, mengingat PMI adalah indeks yang terdifusi, maka hasil yang negatif hanyalah indikasi sederhana bahwa segala sesuatunya lebih buruk daripada bulan sebelumnya. Diperlukan pengukuran yang lebih mendalam mengenai krisis ke depan setelah pandemi.

Para ekonom juga mengekspektasikan bahwa kebijakan lockdown Inggris akan menjerumuskan perekonomiannya ke ranah kontraksi terburuk dalam 300 tahun terakhir. GDP Inggris diperkirakan terkontraksi hingga 13.1 persen kuartal ini. Skenario itu akan menjadi penurunan pertumbuhan ekonomi terbesar sejak Perang Dunia II.

292743
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.