EUR/USD 1.075   |   USD/JPY 154.900   |   GBP/USD 1.250   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,317.98/oz   |   Silver 27.58/oz   |   Wall Street 38,884.26   |   Nasdaq 16,332.56   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 62,334.82   |   Ethereum 3,006.58   |   Litecoin 80.82   |   PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam akan melangsungkan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dengan agenda pembagian dividen, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) mengalami kenaikan 13% ke level Rp125 setelah IPO pada hari ini (8/Mei), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Elon Musk mengusulkan untuk menguji paket bantuan pengemudi canggih Tesla (NASDAQ: TSLA) di Cina dengan menerapkannya di robotaxis, selama kunjungannya baru-baru ini ke negara tersebut, 4 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 stabil di 5,214, sementara Nasdaq 100 datar di 18,205 pada pukul 19:15 ET (23:15 WIB). Dow Jones berada di kisaran 39,022, 4 jam lalu, #Saham AS

Prospek Euro Tersokong ECB Dan Penurunan Harga Gas Eropa

Penulis

EUR/USD masih menduduki rentang tertinggi sejak Juni dan EUR/GBP menghuni rentang tertinggi sejak Oktober.

Seputarforex - Euro terus mempertahankan pemulihan nilai tukarnya menjelang pergantian tahun. Pada awal sesi Eropa hari Kamis (29/Desember), EUR/USD masih menduduki rentang tertinggi sejak Juni dan EUR/GBP menghuni rentang tertinggi sejak Oktober. Dua faktor menjadi penyokong utama bagi nilai tukar euro saat ini, yakni penurunan harga gas Eropa dan keputusan ECB yang lebih hawkish.

EURUSD DailyGrafik EUR/USD Daily via TradingView

Acuan harga gas Eropa jatuh 30 persen pada pekan lalu dan terus tertekan dalam perdagangan pekan ini. Pasalnya, Rusia menyatakan kesiapan untuk melanjutkan pasokan gas ke Eropa melalui jalur Yamal lagi. Proyeksi permintaan juga melemah akibat beredarnya ramalan cuaca yang menunjukkan Eropa bagian utara akan mengalami suhu di atas rata-rata pada awal Januari 2023.

Penurunan harga gas Eropa menyokong pemulihan aktivitas ekonomi kawasan, kendati masih ada banyak masalah yang dapat mencuat kembali di masa depan. Di saat yang sama, beragam proyeksi seputar resesi sudah sepenuhnya dipahami oleh pelaku pasar dan tidak lagi menjadi kabar yang menghebohkan.

"Outlook EUR kami adalah netral-sampai-agak-konstruktif. Momok resesi di Kawasan Euro, masalah energi, kekhawatiran geopolitik tetap ada. Apabila situasi memburuk, maka prakiraan perlu direvisi turun. Namun, untuk saat ini, kami meyakini sebagian besar risiko sudah diperhitungkan dalam harga," kata Christopher Wong, analis di OCBC Bank, "Retorika hawkish ECB (juga) mencegah memburuknya selisih yield EU-UST dan semestinya terus menyediakan sejumlah sokongan bagi EUR."

Laporan hasil riset ING Bank baru-baru ini mengungkapkan bahwa para analisnya mensinyalir ECB ingin mengerek nilai tukar euro tahun depan. Alasannya, nilai tukar euro yang lebih kuat dapat membantu menekan laju inflasi.

"ECB jelas menginginkan euro yang lebih kuat untuk membantunya dalam peperangan melawan inflasi dan tampak sekali pada konferensi pers ECB minggu lalu bahwa Presiden Christine Lagarde ingin menyoroti bahwa ECB akan melakukan pengetatan lebih lama daripada Fed," kata Chris Turner dari ING, "Apabila ECB berhasil dalam mengerek euro lebih tinggi, maka euro akan benar-benar reli terhadap mata uang-mata uang berbobot tinggi dalam Indeks Euro. Bobot terbesar dalam Indeks ini adalah dolar AS (16%), renminbi China (14%), dan kemudian pound Inggris (12%)."

Download Seputarforex App

298748
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.