Seputarforex - Presiden AS Donald Trump mensinyalkan itikad untuk menunda pemilu presiden AS yang dijadwalkan pada November mendatang. Dalam kicauannya di Twitter pada Kamis (30/Juli) malam ini, Trump mengatakan tanpa bukti bahwa pilpres AS berpotensi untuk dicurangi.
"Dengan voting melalui Mail-In (bukan Absentee Voting, yang mana sudah bagus), 2020 akan menjadi Pemilu yang paling tidak akurat dan penuh kecurangan dalam sejarah. Hal itu akan sangat memalukan bagi Amerika Serikat," tulis Trump. "Penundaan pemilu saja? Sampai masyarakat bisa memilih dengan tepat, terjamin, dan aman???"
Pernyataan Trump tersebut sempat menambah tekanan bagi Dolar AS yang mulai stabil di level rendah pasca pengumuman hasil pertemuan FOMC. Indeks Dolar AS (DXY) sempat tertekan 0.18 persen ke level rendah 93.39 beberapa saat setelah Trump mengunggah Tweet-nya.
Akan tetapi, penurunan tak berlangsung lama karena para pengamat politik segera menyanggah ide penundaan pilpres tersebut. Selain karena Trump tak memiliki kuasa untuk itu, juga tak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa Mail-In Voting dapat mengarah pada kecurangan.
Dolar AS Stabil Kembali Pasca Data GDP AS
Pergerakan Dolar AS kali ini juga ditopang oleh data Gross Domestic Products (GDP) AS yang dirilis lebih baik daripada ekspektasi. Biro Statistik AS melaporkan bahwa GDP terkontraksi -32.9 persen di kuartal kedua. Meskipun turun drastis dibandingkan kuartal sebelumnya yang -5 persen, tetapi perhitungan Advanced GDP untuk kuartal kedua ini lebih baik daripada ekspektasi -34.5 persen. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar diperdagangkan di 93.34 dalam timeframe Hourly, masih di kisaran level rendah sejak pertengahan 2018.
Bersamaan dengan data GDP AS, dirilis pula Klaim Pengangguran Mingguan yang mencatatkan angka 1.434 juta dalam satu pekan yang berakhir pada 25 Juli. Angka tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan ekspetasi klaim sebanyak 1.440 juta pemohon.
"Ketidakpastian apapun tentang Amerika Serikat, baik dari segi ekonomi maupun politik, merupakan izin untuk menekan tombol 'sell' atas Dolar AS," komentar Joe Manimbo, analis dari Western Union Business Solution. "Sementara itu, Klaim Pengangguran menunjukkan pada kita bahwa pemulihan sudah mulai kelelahan."