Laju GDP Indonesia kembali melambat di kuartal I tahun 2015, mencatat rekor pertumbuhan ekonomi terlemah sejak kuartal ketiga tahun 2009. Aliran investasi yang masuk nampaknya gagal mengatasi kemerosotan ekspor dan melambatnya pengeluaran pemerintah.
Data GDP Indonesia Kuartalan (yoy) Kuartal I/2009-Kuartal I/2015
Badan Pusat Statistik hari ini (5/5) mempublikasikan laporan pertumbuhan Indonesia yang menunjukkan bahwa GDP Indonesia di kuartal I/2015 hanya tumbuh 4.71% (yoy), jauh dibawah prediksi analis yang memperkirakan pertumbuhan 4.92% dan juga merosot dibanding pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 5.14%. Sedangkan secara quarter-to-quarter, perekonomian Indonesia tercatat menurun -0.18%.
Pertumbuhan negatif terjadi di hampir semua komponen GDP pengeluaran, kecuali Komponen Pengeluatan Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh tipis 0.11%. Dibandingkan kuartal sebelumnya, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah amblas -48.68% dan Ekspor merosot -5.98%. Sementara itu dari sisi produksi, semua lapangan usaha tercatat masih berekspansi dibanding kuartal sebelumnya, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang terkontraksi -2.32%. Sektor Informasi dan Komunikasi mencatat pertumbuhan tertinggi dengan laju 10.53%, disusul oleh sektor Jasa Lainnya sebesar 8%.
Dalam laporan berbeda, Indeks Tendensi Bisnis Indonesia juga dilaporkan anjlok di kuartal pertama 2015, dari 104.7 menjadi 96.3. Penurunan kondisi bisnis dialami 10 lapangan usaha, dengan penurunan terparah dialami oleh usaha Pertambangan dan Penggalian. 7 lapangan usaha lainnya masih mengalami peningkatan dengan kenaikan kondisi bisnis tertinggi dialami usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Menurut BPS, penurunan kondisi bisnis disebabkan karena adanya penurunan pendapatan perusahaan, kapasitas produksi/usaha, serta rata-rata jumlah jam kerja.